Teluk Kuantan, kegiatan anggaran dekonsentrasi
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan
Perikanan (BPSDMP-KP) melalui Badan Koordinasi
Penyuluhan Provinsi Riau yang dialokasikan di
Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2016 hingga pertengahan September ini telah
rampung di laksanakan. Adapun jumlah kelompok perikanan yang di bina meliputi kelompok
perikanan yang dikukuhkan menjadi kelas pemula sebanyak 13 kelompok, kelompok perikanan
yang ditingkatkan dari kelas pemula ke kelas madya berjumlah 30 kelompok,
sedangkan kegiatan pertemuan kelompok mendukung peningkatan produksi perikanan
yang di canangkan sebanyak 10 kelompok batal dikerjakan akibat rasionalisasi pengurangan
anggaran sehingga jumlah kelompok perikanan yang dibina secara keseluruhan sebanyak
43 kelompok.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kuantan Singingi
Ir. Emmerson selaku penanggungjawab program ini pada kesempatan sosialisasi dengan
ketua kelompok penerima kegiatan mengajak semua komponen yang terlibat agar
mensukseskan program ini, mulai dari tim teknis kabupaten, petugas pendamping,
penyuluh perikanan maupun kelompok perikanan. Patut kita syukuri dan terimakasih
kepada pihak kementerian kelautan dan perikanan melalui BPSDMP dan badan koordinasi
penyuluh Provinsi Riau yang telah mengalokasikan program ini di Kabupaten Kuantan Singingi karena sekecil apapun fasilitas
yang kita terima akan mendatangkan manfaat bagi kita dan akan member kontribusi
kepada pembangunan perikanan di wilayah kita. Khusus untuk kegiatan operasinal penumbuhan
dan calon kelompok mandiri ini menurut kadis Emmerson secara nyata akan memperkuat
kelembagaan pelaku utama baik itu berbentuk kelompok pembudidaya ikan
(POKDAKAN), kelompok pengolah dan pemasar (POKLAHSAR), kelompok usaha bersama (KUB)
maupun POKWASMAS agar berfungsi dan memberdayakan anggota kelompok menjadikan kelompok
sebagai satu kesatuan belajar, berembuk, bertukar pendapat dan mencapai kesepakatan
untuk satu keputusan, kemudian satu kesatuan usaha sebagaimana motto pendahulu kita
“berat sama dipikul ringan sama di jinjing” pepatah ini menyiratkan bahwa sesame
anggota harus melestarikan budaya gotong royong dilakukan secara bergiliran dengan
rasa kekeluargaan sehingga dengan bantuan sesame anggota dapat menekan biaya/ cash,
demikian pula permasalahan sarana produksi maupun pemasaran jika diatur akan menguntungkan
setiap anggota dan pihak konsumen, terakhir fungsi kelompok adalah satu kesatuan
produksi.
Ir.
Emmerson menambahkan bahwa kegiatan ini terdiri dari dua kelompok pekerjaan
yang berbeda. Pertama pengadaan alat perlengkapan kelompok dan kedua menormalisasikan
system penyuluhan yakni pertemuan kelompok, untuk perlengkapan kelompok antara
lain akan disediakan untuk setiap kelompok plang nama kelompok, papan struktur organisasi
kelompok, buku-buku pencatatan/ inventarisasi kegiatan kelompok, cap stempel kelompok
dan sertifikat pengukuhan kelompok. Sedangkan kegiatan pertemuan akan disimulasikan
bentuk pertemuan yang harus dikerjakan oleh anggota. Misalnya tata tertib pertemuan,
apa tugas pengurus, ketua sekretaris dan bendahara, bagaimana peranan anggota,
untuk menunjang kegiatan ini setiap peserta dan petugas disediakan buku/ ATK,
konsumsi dan bahan rapat serta alat peraga.
Tim teknis yang
dibentuk Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari Joni,
SP, Eka Satria, S.Pi, dan As’ari, S.ST yang dibantu oleh staf Binus Raja
Zulham, S.Pi, untuk pendamping berasal dari penyuluh terpilih yakni Zefriyan,
S.Pi, Adil Panji Hendri, S.Pi, Yudika Yendra, S.Pi, Raja Purnamawati, S.Pi dan Soni
Wan Putra, S.Pi. adapun tugas tim teknis kabupaten konsultasi rancangan dan aksi
yang akan dikerjakan oleh petugas pendamping berdasarkan petunjuk pelaksana
yang diteri madari BPSDMP-KP seperti desain plank nama papan struktur dan perlengkapan
lainnya, demikian juga penyusunan jadwal kunjungan petugas pendamping kepada kelompok
kategori penumbuhan masing-masing lima kali dan kategori peningkatan kelas kelompok
masing-masing tiga kali.
Menurut
Lian Parlian sekretaris kelompok budidaya ikan “Patin Jaya” pelaksanaan kegiatan
ini mendapat respon sangat positif dari pengurus dan anggota kelompok karena selama
ini keterbatasan atau hambatan untuk penyediaan kelengkapan kelompok adalah dana,
ketidakmampuan pengurus menyediakan biaya untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
Dengan telah lengkapnya atribut kelompok menjadi kebanggaan anggota terhadap organisasinya
demikian pula dengan simulasi pertemuan, banyak pemikiran dan ide yang selama ini
belum tersampaikan sekarang timbul semangat dan keberanian untuk mengukapkannya.(BU-J).